Jumat, 09 Desember 2016

KOPI 1001 asli kota Bengkulu



Kopi 1001 adalah salah satu merk kopi yang cukup terkenal di kota Bengkulu.Kopi ini mempunyai slogan “SERIBU kali coba, SERIBU kali suka”. Usaha kopi ini didirikan oleh Bapak Thompson Sirait pada tahun 1985. Usaha kopi ini beralamat di Jalan Danau Dendam Tak Sudah. Usaha ini sendiri berasal dari kecintaan pak Thompson Sirait dari kecil terhadap minuman kopi. Nama 1001 berasal dari pemberian kakek pemilik yang bernama Heri Untung. Kopi 1001 ini hanya menggunakan kopi jenis Robusta bukan kopi Arabica. Pemilihan kopi robusta ini dikarenakan rasanya pahit yang teryata lebih disukai oleh penggemar kopi di Bengkulu. Sedangkan kopi Arabica baunya lebih wangi, cenderung asam dan lebih mahal sehingga lebih sering diexport .  Bahan baku kopinya didapat dari petani kopi yang berada di daerah Kepahyang dan Curup.Kopi yang akan diolah harus kering dan bersih untuk menjamin kualitas rasa. Cara pembuatan kopi 1001 ini cukup mudah yaitu kopi yang sudah kering disangrai selama lebih kurang satu jam. Selanjutnya kopi yang sudah disangrai harus digiling. Kopi sudah digiling selanjutnya memasuki tahap pengemasan menggunakan mesin pengemas. Dalam sehari, usaha kopi ini bisa menghasilkan 100 kg kopi yang siap konsumsi. Kopi 1001 tersedia dalam kemasan 50 gram, 100 gram, 150 gram. 1 kilonya sendiri dihargai Rp. 50.000 . Kopi 1001 tahan sampai 2 tahun.  Per 1 kg pak Thompson mendapatkan untung 10%. Selama mempunyai usaha kopi ini pak Thompson juga beberapa kali mendapat kali mendapatkan komplain dari pelanggan. Yang paling sering dipermasalahkan  adalah rasa kopi yang berubah. Hal ini mungkin terjadi karena tercampur bahan lain saat pengolahan. Setelah masalah ditemukan dan dan di selesaikan, maka pelanggan yang komplain harus didatangi dan diyakinkan kembali sehingga tetap jadi pelanggan. Kopi 1001 hanya tersedia dalam satu rasa yaitu rasa original. Hal ini dikarenakan modal usaha. Semakin banyak jenis rasa maka modal yang dikeluarkan juga besar. Usaha pak Thompson ini mempekerjakan 8 orang, sehingga masih dikategorikan usaha rumahan/kecil menengah.
Ini contoh produk 1001 yang 100 gram

Ketika berkunjung ke pabrik kopi 1001

Pendap, makanan khas Bengkulu


Pendap adalah salah satu makanan khas kota Bengkulu. Kenapa saya mengangkat topik ini? Pertama karena saya berasal dari bengkulu, kedua saya juga menyukainya. Pendap biasanya disajikan sebagai lauk makan. Untuk menemukan penjual Pendap dikota Bengkulu, saya mencarinya di kelurahan Tanjung Jaya. Kebetulan disana banyak terdapat penjual makanan khas Bengkulu Salah satunya adalah bu Ani. Dari penjelasan bu Ani teryata bahannya cukup mudah yaitu:
1.      Ikan (banyaknya disesuaikan kebutuhan) biasanya menggunakan ikan jenihin yang sudah berfementasi/busuk dikarenakan ikan yang sudah berfementasi mengeluarkan aroma yang khas.
2.      Daun bawang, dipotong  ½ cm
3.      Daun seledri diris kasar
4.      Lengkuas, dimemarkan
5.       Serai, dimemarkan
6.      Asam kandis
7.      Kelapa parut kasar, diiris kasar
8.      Santan
9.      Merica bubuk
10.  Gula pasir
11.  Minyak goreng
12.  Kelapa goreng
13.  Daun Talas
14.  Daun Pisang untuk pembungkus

Bumbu yang dihaluskan:
15.  Bawang merah
16.  Bawang putih
17.  Kemiri
18.  Cabai merah
19.  Jahe
20.  Kunyit

Cara membuatnya :
a)      Lumuri ikan dengan setengah bagian bumbu halus. Bungkus seperti pepes. Kukus 30 menit sampai matang. Setelah matang, buka pepes. Letakkan di atas piring. Sisihkan.
b)      Panaskan minyak. Tumis sisa bumbu halus sampai harum.
c)      Tambahkan daun bawang, daun seledri, lengkuas, serai, asam kandis, dan daun mangkukan. Aduk sampai layu.
d)     Tambahkan kelapa parut. Aduk rata.
e)      Masukkan santan, garam, merica bubuk, dan gula pasir. Masak sampai matang dan kuah kental. Siram ke atas ikan kembung.
f)       Tambahkan kelapa goreng untuk menambah harum masakan
g)      Bungkus menggunakan daun talas
h)      Lalu yang terakhir bungkus menggunakan daun pisang

Satu bungkus pendap biasnya dijual seharga Rp. 10.000. Oke, aku harap kalian paham. See you next time.....
Saya dan ibu Ani dengan Pendap di tangan saya